SENDAWAR, Infokubar.id — Pemerintah Kabupaten Kutai Barat melalui Dinas Pariwisata kembali menggelar Festival Dahau 2025, rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Kutai Barat yang siap berlangsung meriah pada 28 Oktober hingga 02 November 2025 di Panggung Utama Taman Budaya Sendawar.
Festival budaya terbesar di Bumi Tanaa Purai Ngeriman ini menghadirkan berbagai lomba dan pertunjukan seni yang menggambarkan kekayaan tradisi lokal, mulai dari lomba kuliner khas Kutai Barat, tari kreasi, hingga parade busana adat dan karnaval budaya.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kutai Barat, Christina Dana Rika kepada infokubar.id, mengatakan bahwa Festival Dahau tahun ini mengusung semangat kebersamaan dan kreativitas dalam bingkai pelestarian budaya daerah.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dan berprestasi di berbagai lomba yang diadakan. Dengan semangat Sempekat Bersama, Kita Pasti Bisa, Festival Dahau menjadi ruang untuk menampilkan potensi, bakat, dan identitas budaya Kutai Barat,” ujarnya.

Menurut Christina, seluruh agenda lomba disusun untuk tetap menjaga nuansa budaya daerah dengan sentuhan inovatif. Namun, ada yang istimewa tahun ini, khususnya pada lomba kuliner khas Kutai Barat.
“Tema kuliner kali ini mengangkat bahan dasar ikan patin, ikan sungai kasta tertinggi yang sangat digemari masyarakat. Ini menjadi wujud promosi kekayaan kuliner lokal dan apresiasi terhadap potensi sumber daya alam Kutai Barat,” jelasnya.
Berdasarkan jadwal resmi, Festival Dahau 2025 akan dimulai dengan technical meeting pada 24 Oktober 2025, dilanjutkan dengan berbagai lomba seperti:
– 28 Oktober: Lomba Kuliner Khas Kutai Barat (Ikan Patin) dan Tari Pesisir Kreasi (Umum)
– 29 Oktober: Lomba Tari Pedalaman Kreasi (Umum), Busana Adat Anak-anak serta Busana Adat Berpasangan Remaja–Dewasa
– 30 Oktober: Lomba Tari Etnik Kreasi (Kategori Pelajar SD, SMP, SMA) dan Lomba Busana Karnaval Khas Kutai Barat
– 31 Oktober: Parade Band Dahau dengan lagu wajib dan pilihan bertema daerah
Sebagai penutup rangkaian, ajang Pemilihan Monaq dan Ringeeng Sendawar 2025 akan menjadi sorotan tersendiri. Selain menampilkan bakat dan wawasan budaya para finalis, kegiatan ini juga menjadi simbol regenerasi duta budaya Kutai Barat.
“Monaq dan Ringeeng ini hanya dilaksanakan di tingkat kabupaten, karena merupakan kegiatan unggulan Dinas Pariwisata yang lebih mengarah kepada generasi muda yang mencintai dan memahami adat istiadat serta warisan budaya yang patut kita pertahankan,” terang Christina.
Ini juga menjadi hal yang berbeda, sebab pada tahun sebelumnya kegiatan ini belum dimasukkan dalam rangkaian Festival Dahau.

Ia berharap, rangkaian Festival Dahau 2025 tak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang pembelajaran dan kebanggaan bagi masyarakat terhadap budaya sendiri.
“Kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana edukasi dan promosi budaya. Kami berharap masyarakat dapat hadir, mendukung, dan turut menjaga semangat kebersamaan demi kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif Kutai Barat,” pungkasnya.
Dengan deretan kegiatan budaya yang sarat makna, Festival Dahau 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan semangat lokal, memperkuat identitas budaya, dan meneguhkan Kutai Barat sebagai destinasi wisata yang berbudaya dan berdaya saing tinggi di Benua Etam. (Adv/ Diskominfo Kubar)