SENDAWAR, Infokubar.id – Tenun Doyo asal Kabupaten Kutai Barat (Kubar) berhasil masuk seleksi dari 15 warisan budaya tak benda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) yang akan diusulkan Indonesia ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO.
Sejumlah persyaratan bahkan disebut Ketua Dekranasda Kubar Yayuk Seri Rahayu sudah dilengkapi sebagai pendukung untuk mendapatkan pengakuan dunia.
“Untuk persyaratan dokumen tenun doyo, seperti foto, video, dan sejarahnya sudah disampaikan ke panitia seleksi UNESCO untuk mendapatkan pengakuan dunia dari UNESCO, pada pertengahan Maret 2022,” kata Yayuk belum lama ini dikutip dari website resmi Pemerintah Kubar.
Untuk pengadministrasiannya adalah dukungan. Saat ini, dukungan yang diajukan ke panitia seleksi UNESCO itu tidak hanya dari Pemkab Kubar dan Dekranasda Kubar tetapi juga dari komunal atau komunitas.
“Dukungan komunitas yang ada di Kubar, sudah mendapat dukungan itu. Semoga ini berjalan lancar tanpa halangan dan lolos,” ucapnya.
Setelah terdaftar di ICH UNESCO nantinya, kita mempunyai beban dan tanggung jawab untuk mengembangkan dan menjaga kelestarian tenun doyo ini. Di antaranya, budidaya tanaman doyo, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kualitas dari produk doyo tersebut.
Yayuk juga mengajak masyarakat Kubar khususnya dan Kaltim umumnya turut mendukung melalui testimoni maupun dukungan dan memviralkannya melalui media sosial masing-masing. Caranya dengan klik website https://twb.nz/wpc-tenunulapdoyo dan memasang menggunggah foto di website tersebut. Selanjutnya twibbon yang sudah diunduh bisa diunggah di berbagai akun medsos seperti Facebook, Twitter, dan Instagram agar semakin dikenal luas di dunia.
“Kita harus bangga dari 15 warisan budaya tak benda se-Indonesia, akhirnya tenun doyo Kubar mewakili Kalimantan yang diusulkan oleh Kementerian Pendididikan dan Kebudayaan ke UNESCO,” ucap Yayuk.
Yayuk berharap tenun doyo berhasil lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Sehingga, nantinya lewat tenun doyo ini baik Kubar maupun Kaltim akan semakin mendunia dan membawa nama baik Indonesia.
Hingga 2021 lalu, Indonesia telah memiliki 12 WBTB yang telah diakui UNESCO. Pengakuan dari UNESCO tersebut diberikan kepada Indonesia sejak 2008 lalu, antara lain: kesenian wayang, keris, batik, pendidikan dan pelatihan batik, angklung, tari saman, noken, tiga genre tari tradisional Bali, kapal pinisi, pencak silat, pantun, dan gamelan. (tra/man)